Anggota DPR RI Hendrik Lewerisa Soroti Kinerja Pertamina Terkait Kelangkaan dan Keterlambatan Pasokan BBM di Wilayah 3 T Maluku

Jakarta, Kabarsulsel-Indonesia.com; Adanya kelangkaan dan keterlambatan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang kerap dirasakan oleh beberapa di daerah di Maluku, khususnya daerah-daerah yang masuk kategori 3 T yaitu Terluar, Terpencil dan Tertinggal.

Kondisi ini membuat Anggota DPR RI dari Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Hendrik Lewerisa, S.H., M.H terpaksa buka suara menyoroti kinerja PT. Pertamina. Katanya, dirinyamasih kerap mendapatkan keluhan dari masyarakat khususnya mengenai kelangkaan BBM serta keterlambatan pasokan Minyak yang sering dialami oleh masyarakat di beberapa wilayah khususnya yang masuk dalam kategori wilayah 3 T yakni terluar, terpencil dan tertinggal. Ungkap Lewerisa.

Lewerisa berharap agar kondisi kelangkaan dan keterlambatan pasokan BBM di Maluku mesti mendapat perhatian serius dari jajaran manajemen atau direksi PT. Pertamina. Harap Lewerisa.

Anggota DPR RI dari Partai besutan Prabowo ini juga memberikan apresiasi terhadap PT. Pertamina atas langkah coorporate Pertamina yang di ambil dalam mengakusisi saham 35 persen  dari Shell  Upstream Overseas Service Ltd yang merupakan bagian dari konsorsium invest limited yang dulunya tergabung untuk mengembangkan blok abadi di Masela Maluku. Ujarnya

Lanjut Lewerisa pula bahwa kini Pertamina tengah membangun kerja sama dengan Petronas Malaysia untuk membangun konsorsium. Kata Lewerisa. Tentunya, ujarnya lagi jika ini merupakan berita yang sangat menggembirakan mengingat hasil dari kerjasama ini sudah barang tentu dalam waktu dekat Blok Masela akan mulai dikembangkan. Ujar Lewerisa pula.

Anggota DPR RI dari dapil Maluku ini memprediksikan jika tahun 2029 nanti blok Masela sudah bisa berproduksi secara komersial. Ungkapnya.
Sebelum mengakhiri keterangannya, Hendrik Lewerisa berharap meski ada tambahan beberapa investasi lagi yakni pengadaan proyek carbon capture Utilizaton and storage (CCUS) untuk menyuntikan kembali 10 persen karbon dioksida yang terkandung dalam produksi gas tersebut kembali ke perut bumi, tetapi proyek tersebut tidak harus memperlambat rencana pengembangan blok abadi di Masela, karena hal penting bagi Indonesi, dan juga penting bagi Maluku serta terkhusus penting bagi Tanimbar dan Maluku Barat Daya. tutup Hendrik Lewerisa, S.H,. M.H.

Komentar