KabarSulselIndonesia (Kalbar-Ketapang)
Ambruknya sebuah jembatan Nango di kecamatan Sandai di lewati oleh kendaraan yang bermuatan Over kapasitas sementara kendaraan itu adalah milik oknum salah satu pemilik perusahaan yang berada di wilayah tersebut.
Sampai saat ini sebuah jembatan yang berada jauh dari pantauan pemerintah bahkan sampai mengakibatkan terjadi kerusakan jembatan tersebut adalah hasil laporan dan melalui media. Sehingga apabila ada yang melewati dengan kondisi kendaraan yang melebihi Over kapasitas bisa membuat fisik dan kondisi jembatan tersebut tidak mampu menahan beban.
Maka apabila ini terjadi tanpa ada pengawasan termasuk pejabat tinggi Desa tersebut (Kepala Desa) sehingga aset aset daerah di pergunakan oleh oknum-oknum yang tak bertanggung jawab.
Dengan kejadian ini mestinya pejabat tinggi desa harus bisa mengambil kebijakan kapan perlu menahan untuk bisa dilewati beban yang berat. Peristiwa ini terjadi di RT.14 Dusun Nango Desa patai Patah Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang Provinsi Kalimantan Barat.
Berdasarkan narasumber yang tidak ingin disebutkan namanya menyampaikan saya adalah salah satu dari warga Dusun Nango bahwa jembatan yang ada di wilayah saya mengalami ringsek akibat dilewati oleh kendaraan tronton yang bermuatan Excavator.
Dilain pihak tokoh masyarakat Dusun Nango Desa Patai patah Kecamatan Sandai berdasarkan hasil konfirmasi dengan awak media menyatakan bahwa melihat kondisi ini sangat memprihatinkan apabila akses jembatan tersebut tidak cepat diperbaiki, maka tidak menutup kemungkinan masyarakat Sandai khususnya Dusun Nango akan mengalami gangguan transportasi yang melintas di jembatan tersebut karna jembatan penghubung yang sangat sentral dipergunakan oleh masyarakat setempat khususnya desa Nango.
Dilain pihak dari Anggota Dewan Pimpinan Daerah Laskar Anti Korupsi Indonesia (DPD- LAKI) Abdul hamid di dampingi wakil ketua koordinator LAKI Kabupaten Ketapang menyampaikan ke media bahwa berdasarkan dari pandangan atau dilihat secara kasat mata penyebab ringseknya jembatan berkemungkinan pembangunan fisik jembatan ini secara design atau ketahanan sebuah fisik bangunan akibat rancangan awal kurang memikirkan dampak situasi dan kondisi (sikon) dan pihak pihak tertentu, seperti kontraktor terlalu monoton dengan petunjuk pelaksana sehingga lupa dengan sikon, karena menurut nara sumber kalau nggak salah jembatan tersebut sekitar satu atau dua tahun yg lalu dibangun.
Dari dinas PUPR Kabupaten ketapang melalui Kabit Bina Marga Lalu Heru Prihatiandi,ST.,MT Juga menyampaikan bahwa kejadian ambruknya jembatan Nango tersebut akibat dilewati oleh kendaraan yang bermuatan Over kapasitas.
Lalu heru juga merasa kecewa bahwa kondisi jalan tersebut harusnya di pertanggung jawabkan oleh oknum yang merusak jalan tersebut (tidak bertanggung Jawab)., ini adalah jalan dan jembatan milik umum bukan milik pribadi ketika dirusak harus bertanggung jawab. “Jangan lempar batu Sembunyi tangan dengan sedikit kesal”. (Supardi/tim Laki)
Komentar