Ketapang, KabarSulSel Indonesia.com. Viral nya kabar beredar dari media sosial dan dari masyarakat pesisir bantaran sungai,terkait keruhnya air sungai Laur akibat penambang emas tanpa izin(PETI)yang akhir akhir ini makin merajalela.
Terpantau di lapangan masih ada pekerja yang melakukan kegiatan PETI dengan ponton Jek di sungai Laur wilayah hulu desa teluk mutiara kecamatan sungai laur kabupaten Ketapang Kalimantan Barat pada 3 Agustus 2025
Menurut Mustakim ketua ikatan wartawan online IWO kabupaten Ketapang,puluhan hari lalu Polsek Sungai Laur sudah memberikan himbauan berupa surat edaran ke desa desa agar pekerja PETI untuk tidak melakukan kegiatan lagi.
“Namun fakta di lapangan masih ada ponton Jek yang masih beroperasi melakukan kegiatan penambangan di tanggal 3 Agustus,bersamaan tim Polsek turun Kelapangan,berdasarkan investigasi nya. ungkap ketua IWO
Mustakim menambahkan,himbauan dan surat edaran Polsek terlihat jelas di abaikan oleh pekerja peti apalagi tim Polsek sungai Laur yang turun ke lapangan menggunakan sepeda motor,tidak benar benar menyisir bantaran sungai Laur menggunakan jalur air dari hilir ke hulu.sangat wajar tidak menemukan dua ponton Jek yang beroperasi pada saat itu.
“Mengingat makin hari air sungai Laur makin keruh,dan pekerja PETI masih melakukan kegiatan ia menegaskan agar aparat penegak hukum APH dalam hal ini kepolisian sektor sungai Laur,polres Ketapang dan Polda kalbar serta Gakkum klhk,untuk turun bersama sama tangkap para pelaku kegiatan penambangan emas ilegal dan amankan barang buktinya.pinta Mustakim
Mustakim meminta pada APH,Jangan tanggung tanggung amankan dan tangkap mulai dari pekerja,pemilik mesin, pemilik lokasi,pembeli hasil tambang,cukong cukong nya dan penyuplai bahan bakar minyak,agar hukum bisa tegak lurus dengan rasa berkeadilan.
“Supaya sungai Laur bisa kembali seperti semula,tidak keruh lagi dan tidak meresahkan ribuan orang pengguna air sungai tersebut pungkas Mustakim
Senada di sampaikan warga bantaran sungai laur yang identitasnya minta di rahasiakan jangan PETI di jadikan alasan ekonomi keluargaa dan biaya hidup.
“Kita boleh saja mencari nafkah dan biaya hidup keluarga,namun jangan korbankan orang banyak dengan pencemaran lingkungan yang kita ciptakan.cetus warga
Kami warga pesisir bantaran sungai laur dan pengguna air Laur dalam kehidupan sehari-hari,mendukung sekali jika PETI di Laur ini di tertibkan.
“Yang bekerja hanya sekelompok orang saja,sementara yang menggunakan air yang sudah jadi lumpur ini ribuan orang.Kemana aparat berwenang yang terkesan bungkam dan sengaja membiarkan, pungkas warga.
Sukardi









Komentar