Langgur, Kabarsulsel-Indonesia.com | 12 November 2025 – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Maluku Tenggara, Agustinus B. Rahakbauw, menegaskan bahwa pers daerah tidak boleh kehilangan arah dan jati dirinya sebagai benteng kebenaran serta penjaga nurani publik.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam forum internal PWI yang digelar di Langgur, Rabu (12/11/2025), dan menjadi sorotan karena mengandung pesan moral kuat bagi seluruh insan pers di Maluku Tenggara.
“Pers harus berdiri tegak di atas kebenaran. Jangan tunduk pada tekanan, jangan tergoda pada kepentingan. Wartawan sejati adalah mereka yang menulis dengan nurani, bukan dengan kepentingan,” tegas Agustinus B. Rahakbauw dengan nada penuh keyakinan.
Dalam arahannya, Rahakbauw menekankan bahwa di tengah derasnya arus informasi digital dan meningkatnya disinformasi, pers profesional harus menjadi kompas moral dan penjaga fakta.
Ia menilai, tanggung jawab jurnalis kini semakin berat — bukan hanya untuk menyampaikan berita, tetapi memastikan publik mendapatkan informasi yang benar, berimbang, dan mencerahkan.
“Era digital membawa dua sisi mata uang. Di satu sisi membuka akses informasi luas, tapi di sisi lain melahirkan banjir hoaks. Di sinilah wartawan PWI harus hadir — menjadi penjaga akurasi dan pelindung kebenaran,” ujarnya.
Rahakbauw juga menegaskan bahwa integritas adalah roh jurnalisme. Tanpa integritas, katanya, pena jurnalis kehilangan makna, dan berita kehilangan nilai kebenaran.
Sebagai langkah konkret, PWI Maluku Tenggara di bawah kepemimpinannya akan memperkuat program pelatihan etik jurnalistik, literasi digital, dan pembinaan jurnalis muda. Langkah ini dimaksudkan untuk menyiapkan generasi wartawan yang cerdas, berkarakter, dan berani berpihak pada fakta.
“Kami tidak ingin wartawan hanya sekadar menulis berita. Kami ingin wartawan yang mampu menggerakkan kesadaran publik, membangun optimisme, dan menjadi garda depan menjaga nilai-nilai keadilan,” tegasnya.
Lebih jauh, Rahakbauw mengingatkan bahwa kebebasan pers bukan kebebasan tanpa batas. Dalam setiap berita, ada tanggung jawab moral yang melekat pada pena wartawan.
“Kita bebas menulis, tetapi wajib menjaga martabat profesi. Jangan biarkan kebebasan yang kita perjuangkan justru melukai keadilan dan kebenaran itu sendiri,” tandasnya.
Menutup arahannya, Rahakbauw menyerukan agar seluruh wartawan di bawah naungan PWI Maluku Tenggara menjadikan kebenaran sebagai ideologi dan kejujuran sebagai napas profesi.
Dengan sikap tegas dan komitmen yang kuat, ia menegaskan bahwa PWI Maluku Tenggara akan terus menjadi garda terdepan dalam memperjuangkan pers yang independen, bermartabat, dan berintegritas tinggi.
“PWI bukan hanya organisasi profesi, tetapi benteng nurani bangsa. Di tangan wartawan yang jujur dan berani, sejarah akan ditulis dengan tinta kebenaran,”
pungkas Agustinus B. Rahakbauw.
(BR)









Komentar