Ambon,Kabarsulsel-Indonesia.com. Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Maluku, Mohamad Latif, menegaskan komitmen BI dalam memperkuat sinergi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan berdaya tahan.
Hal tersebut sejalan dengan tema Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025: “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Daya Tahan.” Kegiatan berlangsung di Hotel Santika Ambon, Rabu (3/12/2025).
Perekonomian Maluku pada Triwulan III 2025 tumbuh sebesar 4,31%, lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya sebesar 3,39%. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor-sektor unggulan seperti: Pertanian, Kehutanan, Perikanan.
Kenaikan produksi perikanan tangkap serta meningkatnya penjualan eceran, terutama kendaraan bermotor roda dua, turut memperkuat kinerja ekonomi.
Inflasi Provinsi Maluku pada November 2025 tercatat sebesar 2,33%, berada dalam rentang sasaran nasional 2,5% ± 1%. Meski biaya distribusi masih relatif tinggi, sinergi kebijakan dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) mampu menjaga stabilitas harga.
Penggunaan QRIS di Maluku pada November 2025 melampaui target, dengan transaksi mencapai lebih dari 155.714 pengguna dan Rp 100 miliar nilai transaksi. Hal ini menunjukkan akselerasi digitalisasi ekonomi yang semakin kuat.
BI Maluku terus memperluas digitalisasi, terutama pada: Kawasan wisata, UMKM, Pajak dan retribusi daerah, Penggunaan Kartu Kredit Pemerintah Daerah (KKPD), Penguatan UMKM Lewat Sinergi dan Pelatihan.
BI Maluku telah menjalankan berbagai program untuk meningkatkan daya saing UMKM, antara lain: Program penguatan UMKM dari level dasar hingga siap ekspor, Pelatihan dan pendampingan dengan total penjualan mencapai Rp 200 juta, Pencetakan 21 UMKM “Guru Digital” melalui program Onboarding UMKM, Pelaksanaan dua event regional dengan total transaksi Rp 3,1 miliar, Business matching pembiayaan mencapai Rp 17,3 miliar, Pengendalian Inflasi Lewat Program Konkret.
Sejumlah program inovatif turut berkontribusi menjaga kestabilan harga, seperti: Penguatan produksi lokal, Gerakan Menanam, Digital farming, Sertifikasi nelayan, Penguatan ketahanan pangan daerah, Optimalisasi belanja tidak terduga (BTT) untuk pengendalian inflasi, Distribusi Rupiah dan Edukasi Cinta Rupiah.
Untuk memastikan ketersediaan uang layak edar, BI Maluku melakukan: Layanan kas titipan bersama perbankan, Layanan kas keliling ke wilayah 3T, Program Ekspedisi Rupiah Berdaulat, Gerakan Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah, Proyeksi Ekonomi Maluku 2026 Tetap Cerah.
Meski menghadapi tantangan pembatasan anggaran nasional, BI Maluku optimis pertumbuhan ekonomi 2026 tetap kuat. Proyeksi pertumbuhan berada pada kisaran: 4,80% – 5,60%, lebih baik dari 2025, Inflasi diproyeksikan terjaga pada 2,5% ± 1%
Faktor pendorongnya meliputi: Permintaan dari negara mitra dagang utama, Stabilitas harga, Kebijakan nilai tukar, Optimalisasi kinerja TPID, Optimisme ke Depan.
Kepala BI Maluku menutup sambutan dengan optimisme bahwa Maluku memiliki banyak potensi dan momentum untuk melakukan transformasi ekonomi.
Inovasi, sinergi, dan kemandirian menjadi kunci untuk memperkuat ketahanan ekonomi daerah menuju Indonesia maju.
(M.N)









Komentar