Direktur RSUD Fakfak Ungkap Strategi Hadapi Ledakan Pasien di IGD

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Lonjakan pasien anak yang datang bertubi-tubi dalam beberapa pekan terakhir membuat Instalasi Gawat Darurat RSUD Kabupaten Fakfak bekerja jauh di atas kapasitas. Dari ruang triase hingga selasar perawatan, aktivitas tenaga kesehatan nyaris tak berhenti.

Di tengah situasi yang menekan itu, Direktur RSUD Fakfak, Farid Fauzan Mahubessy, S.Kep., M.A.S.R, memaparkan strategi yang ia rancang untuk meredam kepadatan dan menjaga stabilitas pelayanan.

“Dalam kondisi apa pun, kami berkomitmen tidak menolak pasien,” ujar Farid.

Meski Permenkes RI No. 47 Tahun 2018 mengatur bahwa IGD seharusnya hanya menangani kasus emergensi seperti ancaman nyawa, gangguan napas, perubahan kesadaran, dan keadaan hemodinamik berat, realitas di lapangan jauh lebih kompleks.

“Sebagian pasien yang datang tidak masuk kategori gawat, tapi tetap kami layani walaupun tidak mendapat klaim BPJS. Itu bentuk pengabdian seluruh tim IGD.”

Farid menekankan, persoalan lonjakan ini tidak dapat ditangani rumah sakit seorang diri. Dibutuhkan koordinasi erat dengan puskesmas dan Dinas Kesehatan.

“Edukasi masyarakat harus diperkuat. Batuk, flu, keluhan ringan—itu bisa ditangani di FKTP seperti puskesmas. Kalau puskesmas buka layanan rawat jalan atau rawat inap 24 jam, tak semua keluhan harus mengalir ke rumah sakit,” katanya.

Selain infeksi virus seperti viral diarrhea, peningkatan kasus pneumonia anak juga membuat IGD menjadi titik rawan penularan silang.

“Anak yang sudah baikan jangan dibawa ke rumah sakit lagi. Lingkungan rumah sakit itu kompleks. Risiko penularan tinggi,” Farid mengingatkan.

Meski pada tahun ini RSUD Fakfak sebenarnya menjadwalkan pengadaan tempat tidur untuk ruang krisis yang sedang dibangun, lonjakan pasien anak membuat Farid mengambil keputusan cepat. Tempat tidur baru itu dialihkan sementara ke ruang anak untuk mengatasi kepadatan.

“Saat ini ada 11 pasien anak yang tertahan di IGD. Kami menambah delapan bed sesuai kapasitas ruang anak,” ujarnya.

Pantauan Langsung Kabarsulsel-Indonesia.com: Direktur Turun Tangan Pimpin Pemasangan Bed Baru

Dari pantauan langsung Kabarsulsel-Indonesia.com di lokasi, manajemen RSUD Fakfak tidak hanya memberi instruksi dari balik meja. Direktur Farid terlihat memimpin langsung proses pendistribusian dan pemasangan tempat tidur baru di ruang anak.

Ia mengarahkan petugas satu per satu, memastikan bed terpasang dengan aman, rapi, dan dapat langsung digunakan. Langkah cepat itu membuat proses penambahan kapasitas berlangsung hanya dalam hitungan jam.

Pemandangan tersebut memperlihatkan bagaimana manajemen turun langsung ke lapangan—sebuah gestur yang jarang terlihat di banyak fasilitas kesehatan daerah. Tenaga kesehatan di ruang anak menyebut keterlibatan langsung Direktur memberi dorongan moral yang signifikan.

Penataan Ulang Pelayanan

Untuk mengendalikan arus pasien, RSUD Fakfak juga tengah menyusun clinical pathway penanganan diare anak. Dalam skema itu, pasien dengan kondisi stabil targetnya ditangani maksimal lima hari sebelum dipulangkan.

“Agar rotasi pasien di IGD lebih cepat dan tidak ada penumpukan terlalu lama,” jelas Farid.

Ia menegaskan bahwa selain penambahan bed, rumah sakit juga menambah tenaga kesehatan dan memastikan ketersediaan obat, infus, serta kebutuhan medis lainnya.

“RSUD Fakfak harus tetap menjadi tempat masyarakat merasa aman dan tertolong. Itu yang kami jaga setiap hari,” ucap Farid.

Dengan langkah-langkah cepat dan koordinasi lintas sektor, RSUD Fakfak bergerak menata ulang sistem pelayanan di tengah gelombang pasien anak yang belum melandai. Kerja senyap namun krusial dari sebuah rumah sakit yang terus berbenah demi kesehatan masyarakat Fakfak.

Komentar