Fakfak Genjot Legalitas Pengepul Pala untuk Perkuat Hilirisasi Perkebunan

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pemerintah Kabupaten Fakfak kembali menegaskan ambisinya menjadikan daerah ini sebagai pusat pala unggulan Indonesia. Melalui Dinas Perkebunan, sosialisasi khusus bagi pelaku usaha dan pengepul pala digelar di Ruang Rapat Tomandin, Kamis, 20 November 2025.

Acara yang dibuka Staf Khusus Bupati, Carles Kambu, SE., M.Si., ini menghadirkan para pelaku usaha dari kawasan kota hingga pesisir Kokas.

Dalam sambutan Bupati Fakfak yang dibacakan oleh Staf Khusus, pemerintah menekankan bahwa penguatan legalitas usaha menjadi fondasi penting menuju hilirisasi komoditas pala.

“Kita menata, menguatkan, dan memastikan seluruh rantai usaha pala Fakfak berjalan secara legal, transparan, dan berkualitas,” demikian pesan Bupati.

Langkah ini sejalan dengan visi Fakfak Membara—membangun bersama rakyat—yang kini menjadi arah pembangunan jangka menengah daerah.

Pemerintah memastikan bahwa izin usaha bukan alat pembatas, melainkan perlindungan. Legalitas akan membuka akses luas terhadap pembinaan, pembiayaan, dan peluang kemitraan industri.

Dengan data pelaku usaha yang valid dan sistem usaha yang tertata, Fakfak diproyeksikan menjadi penopang utama hilirisasi pala nasional—sebuah agenda strategis yang tengah didorong pemerintah pusat.

Untuk mempermudah proses, dua Kepala Bidang Perizinan dan Pengendalian dari Dinas Penanaman Modal dan PTSP Fakfak dihadirkan langsung, memberikan layanan perizinan gratis di lokasi kegiatan. Antusiasme peserta terlihat dari ramainya konsultasi dan verifikasi dokumen yang berlangsung sepanjang sosialisasi.

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST., MT., menegaskan peran kunci pengepul dalam menjaga kesinambungan rantai pasok. Menurutnya, ketersediaan bahan baku industri hilir bergantung pada kualitas penanganan di tingkat pengepul.

“Legalitas adalah langkah awal. Setelah itu, tugas bersama kita adalah menjaga mutu, memastikan panen tepat waktu, serta menerapkan praktik penanganan yang baik,” ujar Widhi.

Ia menambahkan, praktik pengepulan yang tertib akan menghasilkan pala berkualitas tinggi—syarat utama agar komoditas ini diterima industri pengolahan.

Jika kualitas terjaga, nilai tambah meningkat, harga menjadi lebih stabil, dan daya saing pala Fakfak dapat melesat di pasar nasional hingga internasional.

Sosialisasi yang berlangsung pagi hingga siang itu tak hanya menjadi ruang edukasi, tetapi juga awal dari penataan besar-besaran rantai usaha pala Fakfak.

Sebuah langkah kecil, tapi menentukan, menuju lahirnya ekosistem hilirisasi pala yang berkelanjutan dan mengangkat kembali nama Fakfak sebagai tanah pala terbaik Nusantara.

Komentar