“Kesadaran petani menjaga mutu dan kepatuhan pedagang membayar retribusi jadi kunci naiknya pendapatan daerah”.
Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Musim panen pala barat tahun ini membawa kabar manis bagi Pemerintah Kabupaten Fakfak. Penerimaan retribusi daerah dari komoditas unggulan pala melonjak tajam.
Data Dinas Pendapatan Daerah menunjukkan, hingga awal Oktober 2025, pendapatan retribusi pala menembus angka Rp 77,89 juta, meningkat 41,56 persen dibanding bulan sebelumnya yang hanya sekitar Rp 32 juta.
Lonjakan ini sejalan dengan naiknya produktivitas pala hasil uji mutu yang mencapai 125,92 ton, terdiri dari 74 ton pala kulit, 5,42 ton pala ketok, dan 46,5 ton fuli pala. Sebagai perbandingan, bulan sebelumnya produksi hanya 53,8 ton. Secara kumulatif, penerimaan retribusi pala selama enam bulan terakhir telah mencapai Rp 360,18 juta.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, menyebut peningkatan retribusi tak lepas dari dua faktor utama: hasil panen yang melimpah dan stabilnya harga di tingkat petani maupun pedagang antar-pulau.
“Retribusi pala diperoleh dari kegiatan uji kadar mutu yang dimohonkan pelaku usaha perdagangan antar-pulau. Kami melihat tren positif tahun ini, baik dari sisi produktivitas maupun kesadaran pedagang dalam memenuhi kewajiban retribusi,” ujar Widhi di Fakfak, Kamis (30/10).
Menurutnya, tren menggembirakan ini juga dipicu oleh meningkatnya kesadaran pekebun menjaga kualitas dan mutu pala Fakfak yang sudah lama dikenal di pasar nasional maupun ekspor.

Ke depan, pemerintah daerah berencana memperkuat sistem pengawasan dan penarikan retribusi lewat kolaborasi sistem pengendalian komoditas unggulan daerah. Langkah ini diharapkan mampu menutup potensi kebocoran pendapatan dalam perdagangan antar-pulau.
“Kami berharap seluruh pemangku kepentingan dapat berperan aktif dalam pengendalian komoditas unggulan ini. Tujuannya agar kontribusi sektor perkebunan terhadap pendapatan daerah terus meningkat dan mendukung pengembangan Pala Unggul Fakfak sebagai bagian dari sembilan program strategis daerah dalam RPJMD 2025–2029,” tutur Widhi.
Dengan produksi yang terus tumbuh, kepatuhan pedagang yang meningkat, dan sistem pengendalian yang semakin tertata, pala Fakfak kian menegaskan posisinya sebagai “emas cokelat” kebanggaan Papua Barat.









Komentar