Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Suasana malam di Kampung Kotam, Distrik Fakfak Timur Tengah, Rabu (1/10/2025) terasa berbeda. Lampu-lampu hias memantulkan cahaya ke langit, dentuman tabuh tifa berpadu dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, menyambut hadirnya ratusan kafilah dari berbagai distrik.
Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ke-XI Tingkat Kabupaten Fakfak resmi dibuka oleh Bupati Fakfak, Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP.
Dalam sambutannya, Samaun menggarisbawahi pesan penting dari tema besar MTQ tahun ini: “Merajut Harmoni dalam Keberagaman melalui Pemahaman Nilai-Nilai Al-Qur’an.” Menurutnya, Al-Qur’an tidak hanya menjadi kitab yang dibaca dalam lomba, tetapi harus dijadikan pedoman hidup untuk menciptakan kedamaian, toleransi, dan persatuan di tengah masyarakat Fakfak yang majemuk.
“Al-Qur’an adalah warisan Nabi Muhammad SAW. Ia bukan sekadar dilombakan, tapi harus dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Dari sinilah kita membangun peradaban, harmoni, dan kemajuan,” tegas Samaun dalam pidatonya.

Samaun mengingatkan, sejak diturunkan lebih dari 14 abad lalu, Al-Qur’an tidak hanya berfungsi sebagai bacaan, tetapi juga sumber ilmu dan inspirasi yang relevan dengan kehidupan modern.
Ia bahkan menyinggung fenomena “mumi Fir’aun” yang hingga kini tersimpan di museum Mesir, sebagai bukti kebenaran firman Allah yang disebut dalam Surat Yunus ayat 92.
Pembukaan MTQ XI malam itu dihadiri oleh Sekda Prov. Papua Barat Drs. Ali Baham Temongmere, M.TP, jajaran Forkopimda, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta ribuan warga.
Kehadiran lintas agama menjadi sorotan tersendiri. Samaun dengan tulus menyampaikan apresiasi kepada umat non-Muslim yang ikut berpartisipasi dan mendukung penyelenggaraan MTQ.
“MTQ bukan hanya milik umat Islam. Ia adalah perayaan kebudayaan, persaudaraan, dan keberagaman kita di Fakfak,” katanya.
Ajang MTQ kali ini mempertandingkan berbagai cabang lomba, mulai dari tilawah, tahfidz, hingga syarhil Qur’an. Samaun menekankan agar LPTQ Fakfak benar-benar membina qari’ dan qari’ah lokal, bukan mendatangkan peserta dari luar daerah.
Ia bahkan berjanji memberikan reward khusus kepada para juara yang berhasil mengharumkan nama Fakfak di tingkat provinsi maupun nasional.
Tak lupa, Bupati Samaun memberi pesan khusus kepada Dewan Hakim agar menjaga profesionalisme.
“Nilailah berdasarkan tampilan, bukan siapa yang tampil. MTQ harus menjadi ajang yang menjunjung tinggi sportivitas dan objektivitas,” tandasnya.
Di akhir sambutannya, Bupati Fakfak dengan khidmat mengucapkan basmalah dan secara resmi membuka MTQ ke-XI Tingkat Kabupaten Fakfak. Sorak-sorai, tepuk tangan, dan gema takbir membahana, menandai dimulainya perhelatan akbar ini.
MTQ XI di Fakfak bukan sekadar kompetisi, melainkan ruang perjumpaan, ruang belajar, sekaligus ruang perenungan. Di dalamnya tersimpan harapan agar generasi muda semakin mencintai Al-Qur’an, memperkuat identitas keislaman, sekaligus meneguhkan semangat toleransi khas masyarakat Fakfak: satu tungku tiga batu.
Perhelatan ini akan berlangsung selama empat hari, hingga 4 Oktober 2025, dengan Kampung Kotam menjadi pusat kegiatan. Fakfak pun seolah sedang merajut harmoni baru, melalui lantunan ayat-ayat suci yang menggetarkan jiwa dan menyatukan hati.









Komentar