Bupati Samaun Dahlan Tekankan Reformasi RSUD Fakfak: “Pelayanan Harus Tulus, Jangan Main-main dengan Obat”

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Momentum serah terima jabatan Direktur RSUD Fakfak dari dr. Karyani Kastella, M.Kes., Sp.Rad. kepada Farid Fauzan Mahubessy, S.Kep., M.A.R.S., Sabtu (30/8/2025), menjadi ruang bagi Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP., menyampaikan pesan tajam sekaligus harapan besar bagi transformasi layanan kesehatan di daerah berjuluk kota pala ini.

Dalam sambutannya, Bupati Samaun memberikan apresiasi tinggi kepada Direktur lama (dr. Karyani Kastella) yang telah mengabdi selama 4 tahun 3 bulan.

Menurutnya, dedikasi yang ditunjukkan, meski penuh keterbatasan, merupakan fondasi penting bagi keberlangsungan rumah sakit.

“Saya sangat mengapresiasi kesungguhan ibu direktur. Tidak ada telepon saya yang tidak diangkat, siang maupun tengah malam. Itu bentuk dedikasi luar biasa,” ujar Samaun.

Samaun lalu menegaskan dukungannya kepada Direktur baru, Farid Fauzan Mahubessy, S.Kep., M.A.R.S., lulusan Universitas Indonesia, yang dinilainya membawa energi muda dan kompetensi mumpuni untuk membawa perubahan.

“Perubahan di rumah sakit ini harus terjadi pelan tapi pasti. Buktikan kemampuan itu. Saya berikan kewenangan penuh. Kalau ada pegawai tidak loyal, tidak taat aturan, jangan dibiarkan. Itu racun bagi kinerja rumah sakit,” tegasnya.

Prioritas Perbaikan Fasilitas dan Layanan

Dalam pidatonya, Samaun menyinggung sejumlah aspek pelayanan yang menjadi prioritas. Mulai dari pengadaan tempat tidur di UGD, kenyamanan ruang rawat inap dengan penambahan pendingin ruangan (AC), hingga perbaikan kebersihan kamar mandi dan ketersediaan air.

Usai prosesi serah terima jabatan Bupati Samaun bersama Forkopimda dan Pimpinan OPD serta mantan direktur RSUD dan Direktur baru berpose bersama | Foto Istimewah KSI

“Orang sakit itu harus merasa nyaman. Jangan sampai pasien kepanasan, jangan sampai kamar mandi kotor, apalagi air kosong. Itu hal mendasar,” katanya.

Lebih jauh, Samaun juga menyoroti persoalan distribusi obat yang kerap menimbulkan keluhan masyarakat. Ia mengingatkan seluruh jajaran agar tidak bermain-main dengan pengelolaan obat.

“Saya tidak mau ada kebocoran obat. Insulin misalnya, saya ikuti betul distribusinya. Jangan ada pegawai yang bawa pulang obat seenaknya. Ini hak masyarakat, jangan dikhianati,” tegasnya di hadapan Kajari dan Kapolres Fakfak yang turut hadir.

Layanan Kesehatan untuk Semua Golongan

Samaun menekankan bahwa pelayanan kesehatan tidak boleh diskriminatif. Status sosial, menurutnya, tidak boleh menjadi penghalang.

“Kalau ruangan penuh, jangan bedakan masyarakat kecil dengan yang mampu. Kalau perlu, pasien golongan bawah masuk ke ruang VIP. Itu bagian dari tanggung jawab kita,” ungkapnya.

Ia menegaskan, pemerintah daerah akan menjadikan RSUD Fakfak sebagai prioritas dalam alokasi anggaran 2026. Hal ini sejalan dengan program pengobatan gratis yang digagasnya, meski diakui masih menghadapi berbagai kendala di lapangan.

Harapan Bupati

Mengakhiri sambutannya, Samaun mengajak jajaran RSUD Fakfak untuk menjaga solidaritas, meningkatkan integritas, dan mengutamakan pelayanan.

“Kasihan masyarakat kita. Rata-rata kemampuan ekonominya di bawah standar. Tugas kita adalah melayani mereka dengan sebaik-baiknya. Jangan sampai ada pasien terlantar,” pungkasnya.

Serah terima jabatan ini, yang turut dihadiri unsur Forkopimda Fakfak, dinilai sebagai momentum penting untuk mengawal reformasi layanan kesehatan di RSUD Fakfak—dari sekadar tempat berobat menjadi rumah sakit yang benar-benar berpihak pada rakyat.

Komentar