Jargon Intelektual Etik: Ari Safari Ingin Jadikan Preventif Degradasi Kader HMI

KSI DKI Jakarta – Intelektual Etik berasal dari dua suku kata yang disatukan dalam sebuah terminologi. Intelektual berarti cerdas dan senantiasa berpikiran jernih yang berdasarkan pada ilmu pengetahuan, sedangkan Etik memiliki arti nilai-nilai yang berhubungan dengan akhlak.

Ilmu pengetahuan merupakan sebuah karakteristik yang terdiri dari kritis, rasional, logis, objektif, dan terbuka. Kelima unsur tersebut sudah harus ditanam dalam diri para Intelektual. Akan tetapi, permasalahan baru muncul setelahnya, terkait dengan kegunaan ilmu yang dimilikinya bagi masyarakat disekitarnya. Oleh karena itu, banyak terjadi pemangkasan ilmu pengetahuan yang dirasa karenanya mampu merusak bumi dan jiwa manusia.

“Guna menerapkan ilmu pengetahuan agar selaras dengan tuntutan agama, seorang ilmuwan sangat membutuhkan dimensi etis yang disandarkan pada perkembangan ilmu pengetahuan. Ini bertujuan agar penggunaan ilmu pengetahuan tidak melanggar hak dan kewajiban manusia lain, senantiasa menjaga ekosistem, dan berdampak positif bagi segenap generasi manusia dimasa yang mendatang,” Ujar Ari Safari Mau saat dihubungi melalui telepon seluler, Sabtu (13/3/2021).

Dewasa ini sering kita jumpai banyaknya ilmuwan yang tidak beretika ataupun banyaknya orang yang beretika namun tumpul dalam berlogika, khususnya pada kader-kader HMI masa kini.

Selaras dengan visi Ari Safari Mau, selaku kandidat ketua umum Pengurus Besar (PB) HMI Periode 2021-2023. Ari mengungkapkan “Saya berniat untuk mengembalikan kampus-kampus di Indonesia menjadi laboratorium-laboratorium ilmu pengetahuan yang menjunjung tinggi etika.”

Keinginannya yang sangat besar untuk membentengi HMI dari kehancuran yang diakibatkan oleh banyaknya kader-kader HMI yang tidak berpikir panjang dalam pelaksanaannya. Sehingga Ari menegaskan bahwa “Pembicaraan mengenai politik akan dikurangi nantinya dan diganti dengan langkah baru yang lebih bagus mengenai gagasan-gagasan yang bersifat membangun sehingga dampak positifnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat Indonesia”.

Dia meyakini bahwa “HMI mampu menjadi episentrum dari berbagai dialog peradaban dunia demi terwujudnya generasi muda dimasa depan yang lebih cerdas, berakhlak, kreatif, dan tentunya tidak menghilangkan aspek kemodernan dalam keikut sertaannya membangun Indonesia,” Tutup Ari Safari Mau. (Bsh)

Komentar