Langgur, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) di Maluku Tenggara bukanlah sekadar ajang lomba seni suara, melainkan panggung penghayatan dan pengamalan iman yang sarat makna. Demikian penegasan Bupati Maluku Tenggara, M. Thaher Hanubun, saat melantik pengurus Pesparani Kabupaten Maluku Tenggara, Sabtu (7/8).
Dalam pandangan Bupati, Pesparani memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) dalam tradisi Islam. Keduanya, meski berasal dari latar keyakinan berbeda, berfungsi sebagai media syiar yang memperkuat spiritualitas umat.
“Lagu-lagu rohani yang dibawakan dalam Pesparani diambil dari firman Tuhan di dalam Alkitab. Itu bukan hanya rangkaian nada, melainkan pesan iman yang harus kita resapi dan terapkan dalam kehidupan,” ujarnya dengan nada penuh keyakinan.
Hanubun mengajak seluruh lapisan masyarakat, baik pengurus maupun peserta, untuk memaknai Pesparani sebagai momentum mempererat kebersamaan dan persaudaraan lintas wilayah.
Ia mengingatkan kembali euforia Pesparani sebelumnya, ketika Pemkab Maluku Tenggara bersama Pemkot Tual mengalokasikan anggaran mencapai Rp12 miliar demi memastikan pelaksanaan berjalan sukses dan berkesan.
“Saat itu semangat kita membuncah. Bahkan, Ambon yang selama ini mendominasi, berhasil kita kalahkan dengan hasil yang membanggakan,” kenangnya, disambut tepuk tangan hadirin.
Bupati juga menyinggung keberhasilan Pesparani Maluku di tengah keterbatasan pascapandemi Covid-19 pada 2022, yang menurutnya harus menjadi sumber inspirasi untuk terus melaju. Baginya, regenerasi merupakan kunci.
“Kita tidak hanya bicara soal pergantian pengurus, tetapi juga pembinaan peserta sejak dini. Kita butuh penyanyi-penyanyi baru yang siap mengharumkan nama daerah,” tegasnya.
Ia menekankan bahwa seorang pemimpin tidak boleh hanya menjadi penonton atau penyelenggara, melainkan harus hadir memberikan motivasi langsung di tengah peserta.
“Pemimpin yang turun tangan akan menjadi bagian dari kemenangan itu sendiri,” katanya mantap.
Dalam sambutannya, Hanubun turut mengenang pengalaman membanggakan saat Pesparani Nasional di Nusa Tenggara Timur, ketika Maluku Tenggara sukses meraih predikat juara. Ia pun menegaskan pentingnya menjaga kesadaran sejarah umat Katolik di wilayah tersebut.
“Kita harus selalu ingat, setelah Katolik masuk ke Batavia, kota kedua yang menerima adalah Langgur. Fakta sejarah ini harus terus kita gaungkan, agar generasi muda memahami akar dan identitasnya,” pesannya.
Menutup sambutannya, Bupati mengucapkan selamat kepada pengurus baru Pesparani Maluku Tenggara serta menyampaikan harapan agar para pastor dan uskup senantiasa memberi bimbingan.
Ia menegaskan, setiap lagu yang dilantunkan dalam Pesparani harus membawa pesan kedamaian, menginspirasi, dan membentuk karakter umat yang rukun dalam keberagaman.
“Pesparani bukan sekadar suara yang merdu, tetapi gema hati yang memanggil kita untuk hidup dalam cinta kasih,” pungkasnya.









Komentar