Wakil Bupati Fakfak Dorong Demplot Pala Unggul: Dari Lahan Contoh Menuju Lumbung Rempah Dunia

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dalam upaya mengembalikan kejayaan rempah Fakfak sekaligus memperkuat fondasi ekonomi masyarakat, Wakil Bupati Fakfak, Drs. Donatus Nimbitkendik, MTP, mendorong percepatan realisasi Program Strategis Pala Unggul Fakfak dengan menggagas pembangunan kebun demplot (demonstration plot) sebagai pusat percontohan dan inovasi.

Langkah ini bukan sekadar simbolik. Senin (5/8/2025), Donatus bersama Plt. Kepala Dinas Perkebunan, Widhi Asmoro Jati, ST, MT dan perwakilan Global Spices Papua—salah satu eksportir pala Fakfak ke pasar global—turun langsung meninjau lokasi calon demplot di kawasan Kali Mati, yang terletak di jalur strategis nasional.

“Pala bukan hanya komoditas, tapi identitas sejarah Fakfak. Kini saatnya kita tingkatkan daya saingnya melalui pendekatan modern dan berkelanjutan, dimulai dari sini,” kata Donatus saat berbicara di sela-sela kunjungan.

Demplot seluas 10 hektare yang akan dibangun di atas lahan milik masyarakat ini dirancang lebih dari sekadar kebun tanam. Ia akan menjadi pusat pembelajaran agrokomoditas, sumber benih unggul, serta model pertanian terpadu yang bisa direplikasi di seluruh wilayah Fakfak.

“Kita butuh contoh nyata yang bisa ditiru oleh petani. Jika ini berhasil, kita dorong kolaborasi dengan sektor swasta, terutama Global Spices, untuk menjadikan Fakfak sebagai poros pala unggulan nasional,” imbuh Donatus dengan penuh semangat.

Lebih jauh, Demplot ini akan mengintegrasikan penggunaan varietas pala unggul bersertifikat, budidaya ramah lingkungan, pengelolaan hama terpadu, hingga sistem pascapanen dan hilirisasi produk. Tak hanya itu, kawasan ini juga dirancang sebagai kebun sumber benih, pusat pelatihan petani, dan wahana riset kolaboratif bersama perguruan tinggi dan penyuluh lapangan.

Plt. Kepala Dinas Perkebunan menambahkan bahwa inisiasi demplot ini menjadi game changer dalam menjawab tantangan perkebunan pala di Fakfak.

“Banyak petani kita belum mengenal teknik budidaya modern. Di sinilah Demplot berperan sebagai ruang edukasi langsung. Mulai dari pola tanam ideal, teknik pemangkasan, pemupukan berimbang, hingga panen dan pascapanen yang tepat,” terang Widhi.

Menurutnya, keberhasilan demplot ini sangat bergantung pada pendekatan kolaboratif dari hulu ke hilir. Ia menyebut, diperlukan integrasi antara kebijakan daerah, inovasi teknologi, dan pemberdayaan kelembagaan petani.

“Kehadiran Bapak Wakil Bupati memberi energi luar biasa. Beliau bukan hanya pengambil kebijakan, tapi juga inspirator yang mendorong percepatan Pala Unggul sebagai program unggulan daerah.”

Donatus Nimbitkendik tak menampik bahwa tantangan ke depan masih banyak, tetapi ia meyakini bahwa dengan semangat kolaborasi, demplot ini dapat menjadi prototipe masa depan perkebunan rempah Fakfak. Lebih dari itu, bisa menjadi ikon kebangkitan ekonomi berbasis komoditas lokal.

“Kalau ini berhasil, kita bukan hanya bicara Fakfak, tapi kontribusi nyata Indonesia untuk dunia. Pala dari sini bisa kembali harum ke mancanegara—dengan cara yang jauh lebih modern, adil, dan berkelanjutan.”

Komentar