Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pemerintah Kabupaten Fakfak resmi meluncurkan Program Strategis Pala Unggul yang menjadi bagian utama dari Visi-Misi “Fakfak Membara”.
Program ini menandai transformasi besar pada cara pemerintah mendukung petani pala: dari sistem bagi-bagi bibit tanpa kontrol menjadi pola penanaman modern berbasis gotong royong, insentif kinerja, dan integrasi pembangunan infrastruktur desa.
Dalam kunjungan kerja ke Kampung Mawar, Distrik Teluk Patipi, Jumat (11/7), Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP., memimpin langsung penyerahan simbolis bantuan bibit pala Tomandin unggul kepada dua kelompok pekebun yang sudah diverifikasi lahannya dan siap ditanami.
“Ini bukan program seremonial. Kami ingin memastikan bibit benar-benar ditanam di lahan yang bersih dan siap. Kita ingin pala Fakfak naik kelas, menjadi kebun unggulan rakyat dengan hasil yang terukur,” ujar Bupati Fakfak di hadapan warga.
Penyerahan Bantuan: 2.200 Bibit dan Rp110 Juta Insentif
Penyerahan bantuan ini menjadi momentum konkret pelaksanaan Program Strategis Pala Unggul di lapangan. Total 2.200 bibit pala Tomandin unggul diserahkan bersama insentif pembersihan lahan senilai Rp110 juta untuk dua kelompok pekebun:
- Kelompok Pekebun Tomandin Kampung Sum
- 16 anggota
- 800 pohon bibit untuk lahan 8 Ha
- Insentif Rp40 juta
- Kelompok Pekebun Tomandin Uhkanda Kampung Tetar
- 14 anggota
- 1.400 pohon bibit untuk lahan 14 Ha
- Insentif Rp70 juta

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST., M.T., menegaskan bahwa bantuan ini bukan cuma bagi-bagi bibit tanpa pengawasan. Sebelumnya, lahan-lahan penerima telah diverifikasi dan dibersihkan bersama melalui Gerakan Tanam Kebun (GERTAK).
“Dulu sering terjadi bibit pala dikasih tapi dibiarkan di kolong rumah. Yang ribut malah soal insentif. Sekarang pola itu kami ubah total. Yang mau, harus siap lahannya dulu. Pemerintah turun bersama, verifikasi, bersihkan lahan, lalu tanam,” tegas Widhi.
Pola Baru: Gotong Royong, Verifikasi Ketat, Jarak Tanam Modern
Program Pala Unggul memaksa pergeseran cara pandang masyarakat. Kini petani tak lagi hanya penerima pasif, tetapi menjadi aktor utama yang merencanakan, membersihkan, dan merawat kebun.
Dengan jarak tanam 10 x 10 meter yang diajarkan Dinas Perkebunan, kebun pala bisa diintegrasikan dengan tanaman pangan lain seperti pisang atau jagung (tumpangsari). Hal ini menjaga aktivitas harian petani sekaligus meningkatkan pendapatan jangka panjang.
“Kita dorong pola gotong royong, bersihkan lahan bareng, tanam bareng, edukasi bareng. Pendekatan ini bottom-up. Pemerintah bukan cuma kasih program di atas kertas,” jelas Widhi.
Terintegrasi dengan Pembangunan Infrastruktur Listrik
Peluncuran Program Pala Unggul juga dirancang selaras dengan upaya mendorong pemerataan listrik desa. Pemerintah sadar, perlu kompromi agar jalur kabel listrik bisa dibuka di kampung-kampung.
Bupati Fakfak menekankan pentingnya kolaborasi semua pihak:
“Kita semua rindu listrik masuk kampung. Tapi kalau tidak ada yang mau mengorbankan sepenggal jalur untuk kabel, listrik tidak akan bisa menyala. Pemerintah menyiapkan skema ganti rugi yang adil,” katanya.
Dinas Perkebunan juga menjelaskan mekanisme ganti rugi untuk tanaman pala yang terpotong jalur listrik. Selain insentif finansial untuk pohon yang ditebang, pemerintah menyediakan bibit pengganti untuk lokasi baru.
“Ini bukan untuk kepentingan pemerintah semata, tapi demi kepentingan kita semua,” tegas Widhi.
Bagian dari Visi-Misi Fakfak Membara
Program Strategis Pala Unggul bukan proyek instan, melainkan bagian dari Visi-Misi “Fakfak Membara” yang berorientasi pada pembangunan ekonomi berbasis potensi lokal.
Pemerintah daerah ingin mengangkat pala Fakfak dari pola tradisional ke sistem perkebunan rakyat yang lebih modern, produktif, dan berdaya saing.
Dengan pola pendampingan intensif, insentif berbasis hasil, dan kolaborasi antarsektor (perkebunan, infrastruktur, energi), pemerintah berharap kesejahteraan petani bisa naik signifikan dan ekonomi kampung makin bergeliat.
“Intinya pemerintah dan masyarakat harus saling mendukung. Kita bangun Fakfak bukan cuma untuk hari ini, tapi untuk masa depan,” pungkas Bupati Samaun Dahlan.









Komentar