Catatan Ringan Perjalanan ke Washington. (Bagian ke-1)
By : A. Hanief Saha Ghafur
(Sekolah Kajian Stratejik & Global, Universitas Indonesia)
Kabarsulsel-Indonesia.com | Opini – Bermula undangan dari World Bank kepada isteri saya, Ninasapti Triaswati. Lalu isteri ngajak untuk riset bersama tentang model pembiayaan (financing). Saya diajak isteri membuat model pembiayaan. Namun saya tidak tertarik dan awam dalam bidang ilmu financing. Semula saya menolak untuk ikut, karena merasa bukan bidang ilmu saya. Namun mulai tertarik bujukan isteri untuk menulis bersama tentang “financing education” dengan pilihan salah satu model pembiayaan perguruan tinggi atau pesantren. Barulah saya setuju dan melakukan riset lapangan tentang kemandirian dan kewirausahaan pesantren (reinventing pesantren with entrepreneurial activities).
Bagaimana pesantren mandiri mendanai diri sendiri. Akhirnya abstract dan usulan riset kami diterima oleh Panitia dan kami berdua diundang untuk memaparkan hasil risetnya.
Kami memutuskan untuk berangkat dengan segala persiapannya. Mulai dari urus Visa Kedutaan Amerika Serikat dan tiket pesawat. Semula agak keder juga melihat syarat dan ketentuan visa Amerika.
Permintaannya detail, mulai dari tujuan, alamat menginap, panitia yang bisa dihubungi, deposit dana (bank garansi), mengisi aplikasi visa dan wawancara. Usai semua syarat itu dipenuhi baru kemudian kami beli tiket pesawat.
Persoalan berangkat jadi rumit, karena berdekatan dengan undangan FGD tentang resolusi konflik dan rekonsiliasi sosial dengan masyarakat dan FORKOPIMDA Jayapura, Papua pada 16-17- 18 Mei. Sedang Ninasapti Triaswati harus berangkat ke Pontianak Kalbar pada 15- 17 Mei. Maka dipilihlah kami berangkat 20 dan pulang 27 Mei dengan pesawat Emirates via Dubai, UAE.
Tentu ini adalah perjalanan dari ujung ke ujung planet bumi, dari Jayapura ke Jakarta ke Washington. Hanya menginap 2 malam di rumah sendiri, lalu berangkat lagi menuju ke ujung barat bumi ini. Harapan dari sepanjang perjalanan ini adalah doa semoga tetap sehat, diberi jalan mudah, lancar, dan sukses.
Tiba di bandara Dulles International Airport, Washington DC pada Rabo 21 Mei, pagi jam 8.30. Dari Bandara kami langsung menuju ke tempat acara, yaitu Kantor Pusat World Bank. Dengan tubuh penat dan wajah kusut masai, bahkan tidak sempat ganti baju. Acara di mulai dengan Opening Ceremony yang dihadiri oleh Panitia dan pejabat tinggi World Bank.
Kami dijadwalkan presentasi hasil riset pada sesi kedua usai istirahat dan makan siang. Walaupun makannya hanya sekedar roti. Tidak nendang kata kawan dari Indonesia. Bisa dibayangkan betapa capek berat dan penat yang luar biasa.
Namun tetap harus bertahan melawan capek dan ngantuk sampai bisa presentasi pada sesi kedua di hari itu juga. Pada sesi kedua barulah presentasi bersama para presenter lain dihadapan hadirin sekitar 100 partisipan dari berbagai negara.
Menurut informasi dari Panitia, ada 60 lebih makalah yang diterima dan terseleksi dari berbagai negara. Namun dari 60 makalah terseleksi itu hanya beberapa saja yang disilakan maju ke depan untuk presentasi dalam 2 hari konferensi.
Termasuk makalah dari Saudi Arabia, Mesir, India, Pakistan, Iran, Malaysia, Indonesia, dan lainnya. Selain presentasi dari partisipan Amerika dan negara-negara Eropa. Di hari terakhir konferensi Kamis 22/5, Panitia mengumumkan makalah terbaik yang dipresentasikan.
Ada dua bentuk katagori terbaik, yaitu katagori makalah hasil riset dan makalah (presentasi makalah non riset). Alhamdulillah, ternyata makalah hasil riset kami terpilih sebagai salah satu hasil riset terbaik. Tentu kami senang dan bangga dengan penghargaan itu. Terasa hilang semua penat dan lelah.
Usai hari terakhir acara, kami ketemu para sahabat dan kolega di Washington dan Maryland. Termasuk berkunjung ke KBRI Washington dalam suatu jamuan makan malam.
Di KBRI semua peserta konferensi dari berbagai negara turut hadir. Termasuk Menteri Agama dan Ibu, Kepala BPJPH Dr. Haikal Hasan, Plt Dubes, dan para atase KBRI Washington.
Usai jamuan makan malam di KBRI, kami kembali ke penginapan untuk tidur pulas. Alhamdulillah esok harinya kami pindah ke hotel yang lebih murah di pinggiran kota di hotel samping George Mason University.
Washington, Jumat 23 Mei 2025
HSG
Komentar