Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Bupati Fakfak Samaun Dahlan, S.Sos., M.AP melontarkan ultimatum tegas kepada Dinas Pendidikan. Dalam pidato penuh semangat dan nada keras, ia menegaskan bahwa program “Pendidikan Gratis” harus diluncurkan secepatnya dan tanpa alasan untuk ditunda.
Bahkan, ia tak segan menyatakan akan mencopot Kepala Dinas Pendidikan beserta jajaran jika program ini tak dijalankan sesuai target.
“Senin depan, saya minta program ini sudah harus diluncurkan. Jangan tunggu-tunggu lagi. Kalau kepala dinas dan kabid-kabid tidak siap, saya tidak akan ragu untuk mencopotnya!” ucap sang bupati di hadapan jajaran dinas dan para guru, serta forkopimda.
Program Pendidikan Gratis yang digagas itu mencakup penyediaan seluruh perlengkapan sekolah untuk siswa dari TK hingga SMA. Seragam, sepatu, kaos kaki, dasi, hingga tas sekolah akan disiapkan oleh pemerintah daerah—baik untuk siswa di sekolah negeri maupun swasta.
Langkah ini, kata bupati, lahir dari pengalaman pahit dirinya semasa menjabat kepala dinas.
Kala itu, ia menyaksikan langsung orang tua murid dari keluarga kurang mampu yang harus menunggu berjam-jam hanya untuk bisa bertemu pejabat, sekadar meminta bantuan membeli sepatu atau seragam anaknya.
“Kita ingin pendidikan menjadi ruang kesetaraan. Tidak ada lagi anak dari keluarga miskin yang merasa rendah diri hanya karena tak punya dasi atau sepatu baru,” tegasnya.
Ia juga melarang keras pungutan liar di sekolah.
“Saya minta kepada semua kepala sekolah, tidak ada lagi pungutan apapun saat anak-anak masuk sekolah. Ini program pemerintah, dan semua anak sama di mata negara,” katanya.
Dengan nada tegas, bupati memastikan anggaran untuk program ini telah disiapkan dan tidak ada alasan administratif untuk menunda.
Ia juga meminta peluncuran dilakukan sebelum tahun ajaran baru dimulai pada Juli.
Pernyataan ini menjadi sinyal keras sekaligus ujian pertama bagi Dinas Pendidikan di bawah pemerintahan saat ini.
Mampukah mereka menjawab tuntutan dan mewujudkan cita-cita pendidikan gratis yang inklusif?
Writter : Red | Editor : Red
Komentar