Jalan Wunlah Rusak Parah, PPTK Bina Marga Tanimbar Akui Masalah Material dan Drainase

Tanimbar, Kabarsulsel-Indonesia.com |Proyek pembangunan Jalan Wunlah di Kecamatan Wuarlabobar yang dikerjakan oleh CV Pancha Argo Sarana menjadi sorotan publik.

Kerusakan parah pada jalan tersebut menimbulkan berbagai pertanyaan, meskipun pihak Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Dinas Bina Marga Kepulauan Tanimbar mengklaim pekerjaan telah sesuai prosedur.

Proyek Sesuai Prosedur, Namun Hasil Tidak Maksimal

Yani Laratmase, PPTK Dinas Bina Marga, menjelaskan bahwa proses pengerjaan jalan telah mengikuti mekanisme standar, mulai dari pemilihan material hingga pengaspalan.

“Pekerjaan sudah melalui tahapan sesuai prosedur. Dimulai dari hamparan batu dasar, batu onderlagh, hingga batu pengunci yang diaspal dua lapis. Semua ini telah didokumentasikan oleh tim pengawas,” ujarnya.

Namun, Laratmase juga mengakui adanya tantangan besar terkait ketersediaan material lokal. Material yang digunakan harus diangkut dari Lingada, Abat, hingga Bomaki, dengan jarak tempuh pulang-pergi yang menguras biaya operasional.

“Material di Wunlah sulit ditemukan, sehingga kami harus mengambil dari daerah lain. Bahkan, pengangkutan menggunakan motor laut dari Abat hingga Pelabuhan Feri untuk mencapai lokasi pekerjaan,” ungkapnya.

Minim Drainase dan Hujan Deras, Jalan Cepat Rusak

Kerusakan jalan di Wunlah semakin parah akibat curah hujan tinggi dan minimnya sistem drainase. Laratmase menegaskan bahwa tanah di bawah jalan menjadi lembek karena genangan air yang tidak teralirkan dengan baik.

“Kurangnya drainase adalah masalah utama. Air menggenang dan meresap ke tanah, melemahkan struktur jalan sehingga menyebabkan ambles,” terangnya.

Ia juga mengakui perlunya evaluasi serius untuk memperbaiki jalan tersebut, mulai dari pengerasan darurat hingga pembangunan drainase.

“Kami butuh sistem drainase yang memadai dan penggunaan material yang tahan kelembaban untuk mencegah kerusakan lebih lanjut,” tambahnya.

Pekerjaan Jalan Dikritik, Publik Minta Transparansi

Meski klaim prosedural diungkapkan, masyarakat tetap mempertanyakan kualitas proyek yang tidak sebanding dengan dana dan upaya yang telah dikeluarkan.

Apakah mekanisme pemantauan dan pengawasan benar-benar dilakukan secara optimal? Mengapa masalah drainase yang krusial tidak diantisipasi sejak awal?

Proyek Jalan Wunlah ini menjadi bukti nyata bahwa perencanaan yang tidak matang hanya akan menghasilkan pekerjaan yang tidak memuaskan.

Dengan kondisi tersebut, desakan transparansi terhadap pihak pelaksana proyek semakin menguat, terutama dalam penggunaan anggaran dan solusi jangka panjang untuk infrastruktur di Wuarlabobar.

Komentar