Seminar Nasional Sejarah Masuknya Islam di Papua Resmi Ditutup, Pj Gubernur Papua Barat Tekankan Pentingnya Merawat Warisan Sejarah

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pj Gubernur Papua Barat, Drs. Ali Baham Temongmere, M.TP, menutup Seminar Nasional bertajuk “Sejarah Masuknya Agama Islam di Tanah Papua” dengan pesan mendalam tentang pentingnya merawat dan menghormati warisan sejarah.

Acara yang berlangsung pada Sabtu (11/01) di Gedung Winder Tuare, Kabupaten Fakfak, ini menjadi ajang refleksi kolektif tentang perjalanan panjang Islam di Papua.

Dalam sambutannya, Ali Baham mengapresiasi kehadiran para pejabat pemerintah, tokoh agama, ulama, para raja, serta seluruh peserta yang telah berkontribusi dalam diskusi ilmiah selama seminar berlangsung.

Ia menegaskan bahwa sejarah masuknya Islam ke Papua tidak hanya menjadi bagian penting dari sejarah bangsa, tetapi juga fondasi bagi persatuan dan harmoni masyarakat.

“Sejarah ini adalah amanah besar yang harus kita jaga. Kehadiran Islam di Tanah Papua mengajarkan kita tentang nilai-nilai luhur yang mengedepankan kebersamaan, toleransi, dan persaudaraan. Kita bersyukur kepada Allah SWT karena hingga hari ini, warisan tersebut masih terjaga,” ungkapnya.

Pesan Tentang Kerukunan dan Tanggung Jawab Generasi

Ali Baham juga mengingatkan bahwa menjaga persatuan di tengah keberagaman adalah tanggung jawab seluruh elemen masyarakat.

Menurutnya, perjalanan sejarah Islam di Papua tidak bisa dilepaskan dari peran para pendakwah, ulama, dan tokoh adat yang menyebarkan nilai-nilai kebaikan.

“Ini bukan hanya sejarah agama, tetapi juga kisah kemanusiaan dan kebudayaan yang menyatukan kita semua. Mari kita terus menjaga harmoni ini, karena hanya dengan persatuan, Papua akan terus maju,” ujarnya penuh semangat.

Ia juga menyampaikan pentingnya melibatkan generasi muda dalam menjaga dan melestarikan nilai-nilai sejarah ini.

Seminar seperti ini, menurutnya, menjadi salah satu cara untuk menanamkan kecintaan pada sejarah sekaligus mengokohkan identitas masyarakat Papua sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang kaya akan keberagaman.

“Kita tidak hanya mempelajari sejarah, tetapi menanam kebaikan untuk masa depan. Apa yang kita tanam hari ini, akan menjadi buah yang manis bagi generasi mendatang,” tambahnya.

Apresiasi untuk Panitia dan Peserta

Pj Gubernur juga menyampaikan penghargaan kepada panitia yang telah bekerja keras menyukseskan seminar ini. Ia menyebut acara ini sebagai wujud nyata dari upaya bersama untuk memahami sejarah sekaligus memperkuat nilai-nilai keagamaan.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja keras dari awal hingga akhir acara ini. Semoga semangat ini terus berlanjut dalam bentuk kerja nyata di berbagai bidang,” katanya.

Membangun Masa Depan yang Berakar pada Sejarah

Seminar yang dihadiri berbagai kalangan, mulai dari tokoh adat, akademisi, hingga pemuda, menghasilkan sejumlah rekomendasi penting, termasuk penguatan pendidikan sejarah dan penggalian lebih dalam terhadap peran Islam dalam perkembangan masyarakat Papua.

Acara ditutup dengan doa bersama untuk para leluhur yang telah membawa cahaya Islam ke Tanah Papua. Ali Baham berharap nilai-nilai yang diwariskan oleh para pendahulu dapat menjadi inspirasi bagi seluruh masyarakat.

“Semoga doa kita untuk mereka yang telah membawa kebaikan ini diterima oleh Allah SWT, dan kita semua diberikan kekuatan untuk melanjutkan perjuangan mereka,” tutupnya.

Seminar ini menjadi momentum berharga untuk merajut harmoni dan memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga identitas sejarah di tengah dinamika zaman.

Fakfak, sebagai kota yang dijuluki “Kota Pala,” kembali menunjukkan peran strategisnya dalam menjaga keberagaman dan persatuan di Tanah Papua.

Komentar