Sarasehan Strategis: Menguatkan Perlindungan Indikasi Geografis dan Masa Depan Pala Tomandin Fakfak

Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Pasca perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Perkebunan Nasional ke-67, Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak menggelar sarasehan strategis yang melibatkan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis Pala Tomandin Fakfak (MPIG-PTF) bersama delapan Blok Penghasil Tinggi (BPT) Pala Tomandin, Rabu (11/12/2024).

Kegiatan ini menjadi momentum penting untuk merefleksi, mengevaluasi, dan merumuskan langkah-langkah dalam menjaga keberlanjutan komoditas unggulan Fakfak tersebut.

Memperkuat Hak Kekayaan Intelektual Pala Tomandin

Acara ini dibuka oleh Asisten Bidang Perekonomian, Arobi Hindom, S.Sos, M.Si, yang menekankan pentingnya menjaga Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) Pala Tomandin sebagai identitas Fakfak.

Ia menyoroti bahwa perlindungan terhadap HAKI harus diiringi upaya peningkatan kualitas perbenihan melalui seleksi ketat di BPT.

“Blok Penghasil Tinggi ini adalah jantung pengembangan benih unggul Pala Tomandin,” ujarnya.

Pentingnya Peran MPIG dan BPT

Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, dalam presentasinya menegaskan bahwa MPIG-PTF dan BPT memiliki peran strategis sebagai pengendali kualitas dan keberlanjutan Pala Tomandin. Menurutnya, dukungan pemerintah daerah sangat diperlukan, terutama dalam bentuk pendanaan hibah untuk membiayai program pengendalian dan pelestarian pala.

“Masyarakat perlindungan indikasi geografis harus menjadi garda terdepan dalam menjaga kualitas dan keaslian Pala Tomandin, termasuk mencegah pemalsuan nama oleh produk lain yang tidak memiliki karakteristik serupa,” kata Widhi.

Isu dan Tantangan yang Dibahas

Dalam diskusi, peserta sarasehan menyampaikan berbagai masukan terkait tantangan yang dihadapi, seperti:

  1. Masalah keseragaman harga pala.
  2. Keterbatasan sarana dan prasarana.
  3. Perlakuan terhadap benih unggul yang memerlukan koordinasi lebih baik dengan penangkar bibit.

Plt. Kadisbun berkomitmen memperbaiki kekurangan ini. Ia juga memastikan bahwa penangkaran dan pengembangan benih harus menggunakan bibit unggul dari BPT yang telah direkomendasikan.

Langkah Strategis untuk Tahun 2025

Sebagai tindak lanjut, Dinas Perkebunan akan memfasilitasi audiensi antara MPIG-PTF dengan DPRK Fakfak untuk mendorong alokasi dana hibah.

Selain itu, tahun 2025 direncanakan pelaksanaan program peningkatan kapasitas MPIG-PTF dengan menghadirkan narasumber dari daerah lain yang berhasil dalam perlindungan indikasi geografis.

“Ini adalah langkah konkret untuk menjawab tantangan yang dihadapi saat ini, sekaligus memperkuat daya saing Pala Tomandin di pasar global,” tambah Widhi.

Sarasehan ini diharapkan menjadi pijakan strategis dalam menjaga warisan budaya, tradisi, dan kualitas Pala Tomandin sebagai identitas Fakfak, sekaligus memberikan dampak positif bagi kesejahteraan para petani pala di daerah tersebut.

Komentar