Fakfak, Kabarsulsel-Indonesia.com | Dinas Perkebunan Fakfak mengambil langkah strategis dengan membentuk Brigade Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) yang bertugas menangani hama dan penyakit pada tanaman Pala Tomandin.
Langkah ini diinisiasi untuk menjaga keberlanjutan produksi komoditas unggulan Fakfak tersebut, yang saat ini mulai mengalami ancaman dari hama dan penyakit seperti jamur akar putih (JAP).
Pada Kamis (24/10/24), sebanyak 25 peserta dari lima distrik yang mewakili tujuh kampung—Werfra, Tanehamur, Wambar, Sekru Tuare, Torea, Pirma, dan Wrikapal—berpartisipasi dalam bimbingan teknis (bimtek) Brigade OPT.
Pelatihan yang digelar di Ruang Myristica, Dinas Perkebunan Fakfak, ini bertujuan untuk membentuk kader penggerak pengendalian hama di kampung-kampung yang memiliki potensi besar dalam produksi pala.
Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT, dalam sambutannya menekankan pentingnya perlindungan sejak dini terhadap tanaman pala, khususnya dalam menghadapi serangan OPT.
Menurutnya, selain fokus pada peningkatan budidaya dan produksi, pengendalian hama perlu diperhatikan guna meminimalkan kerugian akibat serangan OPT yang mulai terlihat di beberapa area.
“Pengendalian preventif dan penggunaan metode organik harus segera dilakukan untuk menyelamatkan tanaman pala dari serangan hama dan penyakit seperti jamur akar putih,” ujarnya.
Regu Brigade OPT yang terbentuk juga berfungsi sebagai instrumen pengendali di setiap kampung, serta sebagai sumber informasi bagi Dinas Perkebunan mengenai kondisi aktual di lapangan. Dengan adanya laporan rutin dari brigade, dinas dapat lebih cepat merespons dan menangani serangan hama dan penyakit.
Kegiatan ini dipimpin oleh Kepala Bidang Perlintan, Konstantinus Uswanas, S.ST, dan menghadirkan narasumber Glenny Maretek, seorang ahli nutrisi tanaman.
Glenny menjelaskan pentingnya penggunaan pupuk hayati, khususnya pupuk organik teknologi Papua, dalam memulihkan kesuburan tanah dan meningkatkan produktivitas pala.
“Dengan pupuk hayati, unsur hara tanah diperbaiki, sehingga tanaman pala dapat menyerap nutrisi dengan lebih baik dan hasil panen meningkat,” jelasnya.
Di akhir acara, Widhi Asmoro Jati berjanji akan memperluas pembentukan Brigade OPT di setiap kampung yang memiliki potensi pala, sekaligus meningkatkan kapasitas mereka.
“Kami berharap para peserta bimtek dapat menjadi agen perubahan di tengah masyarakat pekebun pala, memberikan edukasi langsung tentang cara menangani hama dan penyakit secara organik, serta pentingnya nutrisi untuk tanaman pala agar dapat tumbuh optimal,” tutupnya.
Dengan pembentukan Brigade OPT ini, Dinas Perkebunan Fakfak berharap ancaman hama dan penyakit terhadap Pala Tomandin dapat ditanggulangi secara lebih efektif dan cepat, sehingga keberlanjutan produksi komoditas andalan Fakfak tetap terjaga.
Komentar