Ambon, Kabarsulsel-Indonesia.com;
Berawal dari hobi mancing ikan saat masih honor pada kampus Unpatti, Ketika pulang dari bekerja masih ada waktu untuk memancing dan bisa mendapatkan hasil 25 ekor ikan, tidak langsung dimakan sampai habis sisanya dimasukkan kedalam keramba kecil yang saya buat dari serogvom dari situ saya mulai memelihara ikan, jika tidak pergi untuk memancing bisa diambil untuk makan, ungkap Yusuf Tanamal ketua Kelompok Pokdakan Lalosi kepada wartawan di Ambon, Rabu 31/5/2023
Menurut Yusuf, seiring berjalannya waktu pospek dilihat bagus mulai dibuat yang agak besar dari drum mulai dibuat gunakan rumah jaga melihat peluang bagus akhirnya saya mengundurkan diri dari kampus Unpatti lalu mulai tekun di Budidaya.
Dilain waktu juga ada bantuan-bantuan datang dari pemerintah. Bantuan pertama pada tahun 2018 dari Dinas perikanan Kota 1 unit Akuatik dengan benih Kerapu dalam satu kotak terdapat benih bisa sampai 500 ekor 3 kali 3, dan ukuran benih bisa 5,7 sampai 10 cm dengan kedalamnya karena punya saya sudah dimodifikasi makan bisa 2 sampai 2,5 meter.
Saat ini yang sedang saya budidaya, ada Bubara, Kakap Putih, Nila laut, Kerapu, lopster.
Untuk jenis lopster sampai sekarang menggunakan kepala ikan dan beratnya bisa sampai 1 kg per satu ekor dan sudah ada sekitar 50 ekor sedangkan benih-benih juga sekitar 50 dari jangkrik yang kita beli dari nelayan tangkap di Toisapu, jelasnya.
Ditambahkan juga, awalnya masyarakat kecewa apakah bisa atau tidak akan tetapi saya membuktikan bahwa jika kita bekerja keras, tekun dalam pekerjaan maka saya kira inilah keberhasilan yang nyata dan keluarga juga bisa mendapatkan berkat dari sini. Dan untuk basudara-basudara lain yang ingin ikut budidaya juga bisa kita bantu dengan ilmu.
Dirinya berharap agar selalu menjaga kebersihan lingkungan dan kendala-kendala besar seperti sampah dan pakan.
Jika pakan didapatkan dengan harga murah mungkin saya rasa kita akan lebih berani memelihara banyak ikan akan tetapi jika pakan susah dan mahal maka saya rasa orang yang ingin memelihara ikan banyak juga segan dikarenakan biaya pakan besar.
Dinas-dinas terkait juga diharapkan bisa bagaimana berbicara dengan orang yang mempunyai kosret-kosret agar kita bisa mendapatkan pakan dengan harga murah, memang beli tapi dengan harga murah supaya budidaya kita disini dapat berkembang karena jikalau pakan mahal bibit beli, pakan beli dan perawatan saya rasa semuanya pasti akan berat. Saya bisa bertahan seperti ini karena memang ada lapak bisa menjual kepasar sendiri jadi putaran uang bisa untuk membeli pakan. Tapi kalau untuk basudara lain yang tidak memiliki lapak sementara harga pakan besar berarti biaya besar maka mines, lelah, tandas Yusuf.
Di tahun 2018 debutnya, mulai ada bantuan dan saya bersemangat lalu kemudian saya mulai buka pasar sendiri buka lapak dan mulai ramai dan dikenal orang sampai hari ini.
Sewaktu covid-19 ungkapnya, hanya satu dua orang yang datang untuk makan sisanya dibantu oleh Dinas Perikanan Provinsi untuk penjualan ikan online. Nomor HP kita dipajang lalu kemudian kurir-kurir yang ingin membeli ikan tinggal datang disini. Dinas perikanan selama yang saya lihat sendiri luar biasa baik itu dikota maupun provinsi, Balai-balai sangat membantu budidaya dan hal tersebut tergantung kemauan kita mau atau tidak karena jika kita respon dengan baik dan dengan kerja keras, tekun maka saya rasa balanc, mereka berikan kita juga bisa memberikan yang terbaik untuk Dinas. Untuk speedboat ini sistem pinjam pakai apabila ada mitra-mitra kerja dalam budidaya dan ada yang memiliki speed pinjam untuk transportasi kita pergi mengambil pakan dan sehabis ambil pakan bisa kita bagi pakan tersebut jadi saling membantu, tutup Yusuf.
(Muhammat Nurlette)









Komentar