Upaya Untuk Menghentikan Kerusakan Etika, Moral dan Akhlak Harus Dimulai Dari Aparatur Negara dan Pemerinrah

Artikel87 views

BANTEN, Kabarsulsel-indonesia.com – Mendagri, Tito Karnavian dalam sambutannya saat membukaan MTQ (Musabaqah Tilawatil Qur’an) VI Korpri Tingkat Nasional di Padang, Sumatra Barat, pada 7 November 2022, mengungkapkan ASN perlu memiliki kendali emosional dan bobit spiritual yang handal.

Penyerapan nilai-nilai terbaik dari Al Qur’an akan memberi ASN (Aparatur Sipil Negara) bisa memiliki emosional dan spiritual quotient atau keimanan yang bagus kepada Tuhan Yang Maga Kuasa. Sehingga, integritas dan komitmen ASN untuk menciptakan pemerintahan yang bersih menjadi lebih solid, kata Tito Karnavian.

Sementara Ketua Umum Dewan Pengurus Korpri Nasional, Zudan Arif Fakhrulah mengungkapkan Sumatra Barat memiliki branding yang sangat kuat karena telah melahirkan sejumlah tokoh kaliber nasional dan penuh dengan integritas dalam proses kebangsaan dan ketatanegaraan bagi bangsa dan negara Indonesia. Hingga dengan mengukuhkan semangat ukhuwah dan semangat upaya membangun akan menciptakan persatuan yang kuat dalam keberagaman yang ada.

Ingat Sumatra Barat, pasti ingat Bung Hatta, Haji Agus Salim dan Hajah Rangkayo Rasuna Said serta sejumlah tokoh nasional lainnya yang memiliki integritas kebangsaan yang sudah terbukti ketangguhannya.

Karenanya wajar, ASN sangat melalui MTQ VI ASN di Padang, Sumatra Barat ini diharap dapat mewarisi sikap dan semangat para pejuang yang tanpa panrih itu. Istilah “Rame ing gawe” bagi ASN bisa menjadi tauladan terdepan bagi aparatur negara lainnya untuk menunaikan tugas dan kewajiban dengan segenap tanggung jawabnya dalam pengabdian untuk nusa dan bangsa.

Arahan dan upaya pembekalan serupa inilah sesungguhnya yang diharapkan oleh GMRI (Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia) yang mengidolakan tumbuh dan berkembangnya kesadaran dan pemahaman spiritual bagi aparatur negara maupun aparat pemerintah guna menjawab segala tantangan jaman yang semakin latent dan mencemaskan bagi bangsa dan negara Indonesia hari ini.

Idealnya, upaya pembekalan maupun pengarahan serupa ini pula yang sepatutnya dilakukan oleh BPIP (Badan Pembina Ideologi Pancasila) untuk.memberi bobot segenap aparatur negara dan aparat pemerintah ikhwal pemahaman dan pendalaman pada Pancasila, baik sebagai falsafah bangsa maupun sebagai ideologi negara, agar tidak lagi dijadikan hiasan belaka. Karena realitasnya keculasan yang semakin marak terjadi di negeri inin dilakukan oleh aparatur negara maupun aparat pemerintah — utamanya korupsi, penyelewengan serta tindak pidana serta penyalahgunaan wewenang. Semua itu sudah mencapai titik nadir dan klimak yang mengancam bangsa dan negara. Akibatnya, keprihatinan dan kesabaran rakyat pun sudah mentok dititik terendah. Dan akibatnya sungguh gawat. Sebab semuanya semakin terasa mebuat rakyat makin sengsara.

Harapan GMRI dengan bangkitnya kesadaran dan pemahaman spiritual warga masyarakat — utamanya para aparatur negara dan aparat pemerintah — maka etika, moral dan akhlak dapat kembali dijadikan pengendali diri dari ketamakan dan kerakusan maupun kemaruk. Hanya dengan begitu, kerusakan yang terus terjadi sampai hari ini di semua lini dalam beragam bentuk bisa segera dihentikan tanpa perlu menunggu kemarahan rakyat. Dan pemulihan etika, moral dan akhlak manusia yang mulia itu harus dimulai dari aparatur negara dan aparat pemerintah. Karena sumber kerusakannya ada di sana, bukan dari rakyat.

 

Banten, 15 November 2022

Komentar