Langgur, Kabarsulsel-indonesia.com – Tokoh pemuda El’sedat Daniel Mituduan mengapresiasi tindakan terpuji dari kelompok pemuda Ohoi Elat yang beretiked baik menyelamatkan sejumlah Patung Suci Gereja Katolik dan Buku-buku Kitab Suci “Alkitab” umat Allah Paroki Bombai pasca bentrok dan pertikaian antara warga Desa (Ohoi) Elat dan warga Desa (Ohoi) Bombai beberapa waktu lalu
Saya juga ucapkan terima kasih kepada Kapolres Maluku Tenggara dan Jajaranya,Dandim 1503 dan jajaranya Pemda Malra,Tokoh Agama,tokoh Adat dan tokoh pemuda yang sudah meluangkan waktu untuk kita sama sama dapat menyelesaikan pertikaian antara ohoi Elat dan ohoi Bombai.
“Olehnya itu kita harus patut bersyukur atas inisiatif baik dari kelompok pemuda Ohoi Elat yang begitu peduli terhadap kami umat Katolik Paroki Bombai, Sekalipun berbeda golongan, Tetapi mereka rela berkorban berjuang untuk menyelamatkan Patung dan Buku Alkitab Gereja Katolik pasca insiden tersebut. Ini suatu hal yang sangat luar biasa, diluar dugaan saya, karena sekalipun mereka diserang dan menjadi korban tetapi mereka masih berbaik hati untuk dapat menyelamatkan sarana peribadatan umat Katolik disaat itu.” terang Mituduan kepada Kabarsulsel-indonesiacom di Langgur Sabtu, (15/10/2022).
Mituduan,Dibalik bentrok antar kelompok masa ini masyarakat Ohoi Elat telah membuktikan kehidupan toleransi yang hakiki bagi umat Katolik di wilayah Keuskupan Kei Besar khususnya di Paroki Bombai Kabupaten Maluku Tenggara.
“Paparnya.
Mituduan selaku Putra Ohoi Soinrat yang juga mediami di Paroki Bombai di wilayah ini dirinya mengaku sangat tersentuh dengan tindakan nyata dari kelompok Pemuda Ohoi Elat yang berkorban demi memperkokoh tali silaturahim kedua kelompok bertingkai (Elat vs Bombai) tersebut. “Bebernya.
Menurutnya, kehidupan toleransi antara kedua mayoritas (golongan) di Kecamatan itu sudah terpupuk lama sejak tercetusnya Hukum Adat Larvul Ngabal di Kei Kecil dan Kei Besar yang hidup dalam bingkai Ain Ni Ain sejak leluhur
“Saya melihat mereka sangat intim dan harmonis. Hubungan persaudaraan umat Muslim (Elat) dan umat Katolik (Bombai) ini seakan Pinang dibelah dua, Maka sudah tentunya tidak bisa dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya, Karna Polularitas dari kedua golongan ini sangat kental sekali karena saling mendukung dan menunjang antara pemeluk agama satu dan lainnya.” Ujarnya.
“Kata Mituduan bahwa ini bukan karena adanya hubungan darah yang terpancar antara kelompok masyarakat Ohoi Elat dengan kelompok masyarakat Ohoi Bombai, Tetapi melainkan karena kasih dan kemurahan Tuhan bagi kita umat yang percaya padanya.” tambahnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, bahwa pasca pertikaian itu beredar sejumlah informasi hoax bahwasannya kelompok pemuda Ohoi Elat diduga telah melakukan pengrusakan terhadap Patung Suci Yesus Kristus bersama dengan Patung Suci Bunda Santa Perawan Maria pada Toko Rohani umat Katolik Paroki Bombai yang berkedudukan di Vatmadir, Kecamatan Kei Besar Kabupaten Maluku Tenggara Provinsi Maluku.
Namun faktanya, melalui unggahan video dan siaran langsung yang dibagikan pada akun Facebook milik @Jumri Rahatoknam pada tanggal 7 Oktober 2022 memperlihatkan dengan jelas adanya puluhan Patung dan Buku Kitab Suci “Alkitab” umat Katolik yang berhasil diamankan petugas TNI-POLRI bersama pemuda Elat setempat.
“Terangnya.
“Saya setelah menonton video dan siaran langsung itu sempat kaget dan terpukau dengan apa yang saya lihat karena jelas-jelas terlihat Patung dan Buku-buku Kitab Suci (Alkitab) yang diamankan di Koramil 1503/02 Elat. Batin saya legah setelah saya nonton video siaran langsung itu dan saya merasa sangat puas dengan adanya Vidio yang di bagikan di medsos itu.” Ujar Mituduan.
Terkait dengan beredarnya video tersebut maka semua sudah terjawab bahwa patung dan Alkitab suci telah di amankan oleh pemuda Elat,”Maka dengan demikian informasi/ isu pembakaran tersebut hoax yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Sesalnya.
“Untuk itu saya berharap agar tidak akan ada lagi pertikaian antara Ohoi Bombai dan Elat,Karna kita ini semua masuk dalam satu bingkai Manut Ain Mehe Ni Tilur, Wuut Ain Mehe Ni Ngivun” Wahai saudara saudaraku mari kita saling menghormati dan mengasihi serta mengampuni satu dengan yang lain untuk hidup lebih aman dan nyaman damai kedepannya.” tutup
Komentar