Wajo, Kabarsulsel_Indonesia.com – Tentang dialog komite sekolah satu bulan sebelumnya panitia sudah terbentuk, bahkan yang disepakati Marsose selaku penanggung jawab sepenuhnya kegiatan dialog tersebut. Bertempat di kantor KabarSulSel_Indonesia di jadikan sekertariat panitia. Selasa, (26/4/2022).
Setiap ada yang mau dibahas tentang pelaksanaan dialog komite sekolah pasti Marsose datang bersama Dahlia dan usai membahas kegiatan tersebut selalu isi perutnya dengan bakso granat dan makan sepuasnya di warung sebelah timur kantor KSI di Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo, itupun belum puas kalau hanya isi perut tapi mereka minta di bungkuskan untuk bawa pulang kerumahnya, dengan terpaksa Ambo Tang Masse mengeluarkan uang setiap kedatanganya ratusan ribuh rupiah untuk di teraktir bakso granat atau nasi goreng.
Kenapa Marsose ini mengatakan bahwa saya di dadak sebagai penanggung jawab sepenuhnya kegiatan, padahal satu bulan sebelum kegiatan di alog berlangsung, koordinasi dan lancar juga isi perutnya bakso granat dengan dahlianya, menggunakan mobil agya merah tersebut.
“Terkait pemberitaan yang di lansir media Poros Nusantara menyudutkan ketua panitia dialog komite sekolah pada tanggal (26/02/2022) pihak redaksi KSI mengkonfirmasi tentang pemberitaan yang dilansir media Poros Nusantara menjelaskan bahwa dalam kepanitian namanya satu tim, segala resikonya wajib hukumnya kita tanggung bersama manis atau pahit tanggung bersama,” kata Ambo Tang Masse
Lanjut Ambo menjelaskan bahwa segala persiapan dialog komite sekolah dipercayakan dengan Marsose sepenuhnya, mulai pendistribusian undangan baik yang lainya termasuk nasi kotak maupun snack, tetapi ketua panitia berpesan bahwa kalau nasi kotak harus harga umum, jadi panitia sepakat nasi kotak yang di bawa Marsose isinya satu iris kecil ayam.
Lanjut Ambo Tang Masse menyebutkan bahwa Marsose membuka aibnya sendiri tanpa disadari, selalu mau mengambil kesempatan dalam kesempitan untuk mencari celah mendapat keuntungan pribadi, padahal setiap dia datang di kantor KSI Ambo Tang Masse selalu ingatkan bahwa jangan cari keuntungan dalam acara dialog tersebut karena ini menyakut kemajuan dunia pendidikan di Wajo.
Namun berbicara soal didadak jadi penanggung jawab kepenitian sepenuhnya, Marsose jangan munafik karena sudah terbentuk penitia jauh-jauh sebelumnya bahkan menta iklan untuk pengumuman sertifikat hilang untuk mendapatkan setifikat baru atas nama Liswati untuk dimuat di koran KSI edisi januari 2022, namun pembayaranya iklan/pengumuman sertifikat hilang tersebut pembayaranya di minta Marsose kepada Ambo Tang Masse untuk di jadikan oprasional mengurus persiapan dialog komite, kok bisa mengatakan bahwa di dadak jadi penanggung jawab sepenuhnya kegiatan tersebut, disinggung soal Dahlia dan Marsose memang orang ini mantan wartawan media Kabar SulSel Indonesia yang di pecat dari media tersebut karena hampir media KSI mengalami vailid, dikerenakan tidak bertanggung jawab soal kejelasan dana iklan yang di bayarkan oleh pertanahan sebesar 1,5 juta rupiah tahun 2019 dan harga koran seratus xsamplar, dananya pun tidak kembali, begitulah kerakter kedua orang tersebut.
Hanya punya gaya tampan dan gaya musang Marsose dan Dahlia memiliki gaya artis, selalu berdua jalan lengketkan kecamata hitamnya menenteng tasnya seperti romeo dan juliet selalu menelusuri desa ke desa mencari sesuap nasi untuk kebutuhan sehari hari, begitulah Marsose menuduh Ambo Tang Masse menerapkan pola manajemen otoriter dan membuat undangan dadakan peserta tanpa ada koordinasi, padahal undangan kurang lebih dua minggu undangan peserta di rumah Marsose setelah itu Ambo Tang Masse mengetahui bahwa undangan belum di distribusikan oleh Marsose maka Ambo Tang Masse menelpon kenapa undangan tidak di distribusikan tinggal tiga hari acara berlangsung, jawab Marsose saya sudah sampaikan semua korwil, ternyata undangan dialog tersebut hanya menumpuk dirumahnya.
Dengan terpaksa ketua panitia mengambil kesimpulan menyampaikan Burhanuddin pada hari Jumat kamu antar undangan ke Majauleng, Penrang, Takkalalla dan Bola, karena hari Sabtu dialog komite.
Berbicara tentang kesepakatan dewan pendidikan itu jauh-jauh sebelumnya, dikordinasikan bahkan dewa pendidikan Wajo terima kasih atas gagasan Ambo Tang Masse untuk hidupkan kembali komite sekolah, bahkan Ketua Dewan Pendidikan Wajo hadirkan Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Sulsel untuk sebagai tutor.
Karena mulai tahun 2000 tau sepak terjangnya Marsose baik kompetensinya maupun skilnya, jadi Ambo Tang Masse senyum-senyum saja membaca ocehan Marsose, karena sepak terjangnya sudah dipahami dari dulu seperti itu.
(Redaksi)
Komentar