Alasan Bintek Padahal Proyek Setiap Tahun, Ludes Dana BOS 1, 7 Miliar di Peras Seperti Sapi Perah, Kepsek Menjerit

Wajo348 views

KabarSulSelIndonesia.com – WAJO

Bintik yang di gelar Andi Muafia kerasama dengan yahya manager Biaya Oprasional Sekolah (BOS) pada tanggal 21 Maret 2022 mendapat sorotan tajam oleh salah satu ketua komite sekolah dengan menyampaikan kekesalanya melalui WA (WhatsApp) pada Redaksi KSI baru-baru ini yang tidak mau di lansir namanya mengatakan bahwa Yahya Manajer Dana BOS Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Lanjut salah satu ketua komite menjelaskan bahwa dibuat alasan bintik padahal sebenarnya proyek, kegiatan seperti itu tiap tahun dilaksanakan paling parah karena kegiatan ini tidak ada di anggaran Dana BOS, tapi karena perintah atasan maka pihak Kepala Sekolah dipaksa ikut bintek. Karena takut atasan, dugaan Kadis Disdik dan Bupati Wajo dapat jatah, dan juga ini perlu di telusuri siapa-siapa saja oknum yang dapat jatah.” Katanya salah satu ketua komite sekolah di Wajo.

Tim KSI juga minta komentar salah satu warga Majauleng Kabupaten Wajo sebut saja Latonreng, pada hari ini Selasa tanggal 18 April 2022 tentang bintek yang setiap tahun di gelar oleh Andi Muafia yang kerjasama dengan Yahya Manejer BOS dan juga sebagai Sekretaris Disdik Wajo menjalangkan aksinya untuk menggunakan jabatanya untuk menggelar bintek di Makassar di Hotel Gren ASIA Makassar, dengan pembayaran setiap kepala sekolah sebanyak 4,5juta rupiah/Kepala Sekolah dari 398 sekolah di Wajo SD dan SMP.

Lanjut Latonreng menjelaskan bahwa saya pikir badut-badut politik memanfaatkan Dana Biaya Oprasional Sekolah (BOS) untuk merauf pundi-pundi uang untuk memperkaya diri secara berjamaah dengan berkedok bintek dan bisnis lainya. Selama ini selalu di lancarkan bisnisnya oleh Yahya Sekertaris Disdik Wajo dengan Menguras dana BOS setiap tahunnya, baik dari pembelanjaan siplah secara online yahya menggandeng perusahaan elektronik agar pihak sekolah dapat berbelanja di perusahaan tersebut oleh pihak sekolah, yang padahal semustinya pihak sekolah sebagai pengguna anggaran yang berhak menentukan sendiri untuk belanja untuk kebutuhan sekolah, karena keserakahan manejer BOS tersebut segala bentuk cara yang di lakukan demi untuk marauf keuntungan pribadi mumpung ada kesempatan dalam kesempitan, katanya Latonreng

 

(Tim KSI)

Komentar