KabarSulSelIndonesia.com – Kehadiran Uji Kemahiran Bahasa Indonesia (UKBI) Adaptif Merdeka mendapat sambutan positif dari masyarakat. Sebagian besar menilai, UKBI efektif untuk mengetahui kemampuan berbahasa Indonesia seseorang sesuai dengan karakter dan kompetisi dirinya.
Sambutan tersebut salah satunya disampaikan Imelda, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Papua. Imelda menyampaikan bahwa UKBI Adaptif Merdeka merupakan tes yang mengukur kemahiran berbahasa Indonesia penuturnya. “Tujuan adalah menyetarakan (eksistensi) bahasa Indonesia agar sejajar dengan bahasa-bahasa besar di dunia,” ujar dia, di Jakarta, Selasa (1/3).
Selain Imelda, Teguh Priyanto dari media ANTARA mengucapkan rasa terima kasihnya karena terobosan dari Badan Bahasa ini merupakan alat untuk membantu menyaring para peserta dasar pewarta. “Kami tidak perlu repot-repot untuk melakukan tes bahasa Indonesia,” ungkapnya.
Menurutnya, tuntutan pekerjaan sebagai media untuk dapat menyajikan berita secara lengkap dan cepat layaknya seperti pisau bermata dua. Keteledoran membuat berita yang cepat itu berpotensi menimbulkan kerawanan yang bisa berimplikasi sangat serius. “Dalam hal ini kerap kali kita mendengar media itu terkena Delik Pers. Nah, ini merupakan problematika dilema kita yang selama ini yang ANTARA hadapi,” urainya.
Teguh Priyanto optimistis, UKBI merupakan terobosan yang paling tepat untuk media massa dalam mencegah serta mengurangi kesalahan dalam penulisan bahasa.
Pada kesempatan ini, turut hadir Ketua Himpunan Evaluasi Pendidikan Indonesia, Darul Hayat. Ia mengatakan bahwa konseptual UKBI telah memiliki konstruk-konstruk variabel yang dapat mengukur kemampuan berbahasa Indonesia dan harus dikembangkan serta didokumentasikan.
“Mudah-mudahan UKBI ini bisa jadi landasan untuk pengembangan dan ekspansi penggunaan baik bagi kita yang di indonesia maupun juga dalam para penutur asing yang ingin mengetahui kemahiran berbahasa Indonesia,” harapnya.
Sementara itu, Raja Adinda Putri, perwakilan siswa dari SMPN 1 Rengat Riau merasa senang dengan adanya pelaksanan UKBI karena dapat melihat bahwa Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang memiliki peran penting untuk menjunjung tinggi rasa cinta dan bangga dalam berbahasa.
“Hal ini nantinya juga dapat menumbuhkan sifat positif dalam menggunakan bahasa Indonesia serta mengetahui makna dan maksudnya, guna mencapai komunikasi yang lebih efektif,” pungkasnya.
Kepala Badan Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (Badan Bahasa), E. Aminudin Aziz, mengatakan, UKBI merupakan terobosan baru yang dilakukan oleh Badan Bahasa. UKBI ini berfungsi untuk menguji keterampilan, kemahiran berbahasa Indonesia. “UKBI ini betul-betul memiliki validitas yang tinggi, menguji keterampilan, kemahiran berbahasa seseorang sesuai dengan karakter dirinya, sesuai dengan kompetensinya,” ucapnya.
UKBI Adaptif Merdeka telah dikembangkan satu tahun terakhir dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim. Nama ‘merdeka’ sendiri merupakan bagian dari platform Merdeka Belajar yang saat ini sedang gencar digaungkan oleh Mendikbudristek.
Lebih lanjut, Kepala Badan Bahasa menjelaskan keunggulan yang dimiliki UKBI Adaptif Merdeka yang berbasis teknologi mutakhir. “Dari sini nantinya sekolah dapat menentukan gerak dan arah kebijakan sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa dalam berbahasa Indonesia,” imbuhnya.
Perbaikan bahasa menurut Aminudin Aziz, harus selalu ditekankan selama mengikuti pembelajaran baik di sekolah maupun diperkuliahan. Hal ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yang baik dan mencegah kesalahan dalam berkomunikasi.
(Kemdikbud/Redaksi)
Komentar