Kebijakan Pemerintah Minyak Bersubsidi Harga HET Maksimal 14 Ribu Rupiah, Diduga Dimanfaatkan Para Distributor Untuk Mengeruk Keuntungan

MESUJI214 views

KabarsulselIndonesia.com – MESUJI

Atas kebijakan pemerintah atau yang mengatur untuk harga minyak bersubsidi dengan harga HET maksimal Rp. 14 ribu, diduga dimanfaatkan para distributor untuk mengeruk keuntungan melimpah.

 

Sebab, diduga para distributor pun memainkan atau mengeluarkan barang macam minyak goreng dibatasi untuk para pedagang, itupun dengan harga relatif tinggi.

 

Begitu juga para pedang bermodal besar, pedagang eceran ataupun pedagang dadakan alias pedagang online. Dikarenakan para pedagang teramat sulit mendapatkan minyak dari distributor.

 

Namun anehnya, ada juga pedagang yang cerdik alias nakal sehingga memanfaatkan kelangkaan minyak goreng dengan cara melakukan atau mengadakan minyak goreng harus dengan cara satu paket dengan bawang merah, gula putih, sarden dan sebagainya tetapi harga relatif tenggi diduga mencapai ratusan ribu. Sungguh dramatis permainan para pedagang online dan pedagang pasar Simpang Pematang yang cerdik.

 

Apalagi para pedagang dadakan alias para pedagang online bisa mengeruk keuntungan melimpah karena memanfaatkan kelangkaan barang tersebut dari para distributor ataupun dari pedagang pasar tradisional.

 

Salah satu Ibu Rumah Tangga(IRT) yang enggan disebutkan nama sebenarnya serta alamatnya, sebut saja inisial NN mengatakan, “aku setengah hari tadi muter Simpang dapet nya, paket 100 ribu, memperoleh minyak 2 liter dan sarden 8 kaleng. Ada juga yang minyak 2 liter sama bawang merah 1 kg harga 100 juga, rasanya mau nanges, aku dengan harga tersebut tapi kok yo butuh, ya terpaksa beli salah satu paket,” jelasnya.

 

Lanjutnya, sedih banget pokoke rasane pengen dolan gone Pak Bupati aku arep ngadu rono, pie lek ngono, soale minyak mahal, gek ra ono barang, kiro-kiro Bupati roh ora yo.? ulahe pedagang pedagang nakal neng simpang kui(gunakan bahasa jawa/red), ucapnya.

 

Ketika ditanya harga minyak atau harga bawang merah harga Rp. 100 ribu dan nama tokoh atau pedagangnya, ia mengatakan, minyak 2 liter, sama bawang merah 1 kilo, katanya paketan gitu mas jawab pedagang. Ya di pasar Simpang Pematang, penjual yang jualan kelontongan sedangkan minimarket seperti Indomaret bahkan alfamaret kosong.

 

Ditempat terpisah, pedagang gorengan Eka menjelaskan, bener banget mas, kadang saya juga heran dengan pedagang online, mereka dapat minyak makan darimana coba sampe berdus dus mereka dapat, apakah…? Agak heran, di warung warung eceran, di pasar, di indomaret bahkan alfamaret minyak kosong tapi jualan minyak pada pindah di fb, terangnya.

 

Mereka para pedagang di Facebook alias pedagang online bila harga mencapai Rp. 45 ribuan, ada yang Rp. 42 ribu tapi kita harus sambil beli gula putih atau bawang merah gitu mas. Kemarin masih ada di warung sini itupun adanya yang kiloan(curah) dengan harga mencapai 14 sampai 15 ribu per kg nya, tuturnya.

 

Seorang pedagang pasar Simpang Pematang Wandi menjelaskan, bukan masalah harga, kalau ada barangnya semahal apapun pasti dibeli oleh warga begitujuga pedagang, ucapnya.

 

Kalau persediaan barangnya yang tidak ada atau langka, kami pun apa yang akan dijual, kalau tak ada barang maka dari itu bukan soal harga melainkan kelangkaan minyak goreng.

 

Lanjutnya, “saya memiliki modal atau uang untuk membeli barang tersebut tapi kalau barangnya tidak ada pengiriman dari distributor untuk pedagang, kan pasti gak ada jual minyak goreng para pedagang. Dampaknya bukan warga saja yang mengeluhkan tapi para pedagang juga turut mengeluh. Meskipun harga mahal pedagang mendapatkannya dari distributor ya begitu juga kami menjualnya pasti lebih dari modal dan kalau dari harga yang ditentukan pemerintah Rp. 14 ribu, kami merugi,” terang Wandi ketika menghubungi awak media ini melalui telfon seluler, Kamis(17/2/2022).

 

Sekarang itu hanya kendalanya dari persediaan minyak gorengnya yang tak ada, sebab distributor diduga sudah lama nyetop pengiriman alias pengadaan barang macam minyak goreng itu terbatas atau dibatasi untuk pedagang, ungkapnya.

 

“Ya, seharusnya pemerinta daerah seperti dinas perindag untuk mengajak hering atau rapat dengan distributor serta pemilik perusahaan dan harus melibatkan para pedagang juga agar terpecahkan masalah kelangkaan minyak goreng di Kabupaten Mesuji,” ajaknya.

(MAT Amin)

Komentar